Bergaul dengan Orang-Orang yang Ikhlas dan Mengambil Manfaat dari Keikhlasan Mereka
BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG YANG IKHLAS DAN MENGAMBIL MANFAAT DARI KEIKHLASAN MEREKA
Telah terdahulu di dalam hadits tiga orang yang terjebak di dalam gua, dan telah dijelaskan pula bagaimana salah seorang di antara mereka berdo’a dengan amal shalihnya, maka bergeserlah batu besar itu, akan tetapi mereka belum dapat keluar dari gua tersebut, maka semuanya dapat mengambil manfaat dari do’a seseorang yang ikhlas, kemudian do’a tersebut berulang dari kedua temannya lagi, dan setiap kali mereka berdo’a, maka batu tersebut terbuka sedikit demi sedikit, akhirnya mereka dapat merasakan kemanfaatan do’a tersebut sehingga mereka semua dapat keluar dari gua.
Karena itu, hendaklah Anda selalu bergaul dengan orang-orang yang ikhlas, niscaya -dengan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala- Anda dapat mengambil manfaat dari keikhlasannya, dan dari do’anya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إِنَّ ِللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلاَئِكَةً سَيَّارَةً فُضُلاً، يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ، قَعَدُوا مَعَهُمْ وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُـمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ: فَيَسْأَلُهُمُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ: جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي اْلأَرْضِ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيَسْأَلُونَـكَ، قَالَ: وَمَاذَا يَسْأَلُونِي؟ قَالُوا: يَسْأَلُونَـكَ جَنَّتَكَ قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا: لاَ أَيْ رَبِّ قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا: وَيَسْتَجِيرُونَكَ، قَالَ: وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي؟ قَالُوا: مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوا: لاَ قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوا: وَيَسْتَغْفِرُونَكَ؟ فَيَقُولُ: قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا قَالَ: فَيَقُولُونَ: رَبِّ فِيهِمْ فُلاَنٌ، عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ، قَالَ فَيَقُولُ: وَلَهُ غَفَرْتُ هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ.
“Sesungguhnya Allah memiliki para Malaikat yang selalu berkeliling di muka bumi, sebagai tambahan (dari Malaikat hafazhah) yang selalu mencari-cari majelis dzikir, ketika mereka menemukan majelis ilmu, maka mereka duduk di sana, salah satu dengan yang lainnya saling melebarkan sayapnya sehingga mereka memenuhi (ruang) antara mereka dan langit dunia, dan ketika orang-orang yang berdzikir itu bubar, maka mereka pun naik ke langit, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepada mereka -walaupun sebenarnya Dia lebih tahu- ‘Darimana kalian datang?’ Mereka menjawab, ‘Kami datang dari para hamba-Mu yang ada di muka bumi, mereka selalu bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid dan memohon kepada-Mu,’ Allah bertanya, ‘Apakah yang mereka pinta dariku?’ Mereka menjawab, ‘Mereka semua memohon Surga-Mu,’ Allah bertanya, ‘Apakah mereka pernah melihat Surga-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Sama sekali tidak wahai Rabb-Ku,’ Allah bertanya, ‘Bagaimana jika mereka melihat Surga-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Mereka akan memohon perlindungan kepada-Mu?’ Allah bertanya, ‘Dari apakah mereka akan memohon perlindungan?’ Mereka menjawab, ‘Dari api Neraka-Mu wahai Rabb,’ Allah bertanya, ‘Apakah mereka melihat Neraka-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Tidak,’ Allah bertanya, ‘Bagaimana jika mereka melihatnya?’ Mereka menjawab, ‘Mereka akan memohon ampunan kepada-Mu,’ Allah berkata, ‘Aku telah mengampuni mereka, telah memberikan apa yang mereka pinta dan telah melindungi mereka dari apa yang mereka mohon untuk dilindungi.’ Rasul bersabda, “Mereka berkata, ‘Ya Rabb-ku, di antara mereka ada seorang hamba yang selalu berbuat salah, dia hanya lewat saja dan duduk dengan mereka,’ Allah berkata, ‘Aku telah mengampuninya, mereka adalah suatu kaum, di mana teman duduk mereka tidak akan sengsara dengan mereka.’”1
Maka janganlah Anda menjauhi orang-orang yang ikhlas kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perhatikanlah wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits berikut ini:
مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلاَ بَدْوٍ لاَ تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلاَةُ إِلاَّ قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah tiga orang yang berada pada suatu kampung atau di suatu pedalaman, sedangkan mereka tidak melaksanakan shalat berjama’ah kecuali syaitan akan menguasai dan mengalahkan mereka, karena itu berjama’ahlah kalian, karena sesungguhnya serigala hanya akan menerkam domba yang menyendiri.”2
Dan sebagaimana yang telah saya ungkapkan bahwa di antara obat untuk menghilangkan riya’ adalah bersahabat dengan orang-orang yang ikhlas.
[Disalin dari buku “IKHLAS: Syarat Diterimanya Ibadah” terjemahkan dari Kitaabul Ikhlaash oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah. Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit PUSTAKA IBNU KATSIR Bogor]
______
Footnote
1 HR. Muslim (no. 2689 (25)).
2 HR. Ahmad di dalam Musnad, an-Nasa-i, Abu Dawud dan Ibnu Hibban dalam Shahiihnya, Shahiihul Jaami’ (no. 5577).
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/44830-bergaul-dengan-orang-orang-yang-ikhlas-dan-mengambil-manfaat-dari-keikhlasan-mereka.html